Widget HTML #1

Dampak jangka panjang dari kebijakan Soeharto yang masih dirasakan hingga saat ini


Meskipun banyak kritik terhadap pemerintahan Soeharto, terutama terkait dengan otoritarianisme dan korupsi, ada beberapa dampak positif yang signifikan dari kebijakan-kebijakan yang diambil selama 32 tahun pemerintahannya. Berikut adalah beberapa dampak positif yang masih dirasakan hingga saat ini:

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil

a. Stabilitas Ekonomi Makro Soeharto berhasil membawa stabilitas ekonomi makro di Indonesia setelah kekacauan ekonomi pada era Soekarno. Melalui program-program pembangunan nasional yang terencana dan kontrol ketat terhadap inflasi, ekonomi Indonesia tumbuh secara konsisten selama dua dekade pertama pemerintahannya. Meskipun kemudian mengalami guncangan saat krisis ekonomi Asia pada 1997-1998, fondasi ekonomi yang dibangun pada masa Soeharto memungkinkan Indonesia menikmati periode pertumbuhan yang cukup panjang.

b. Peningkatan Pendapatan Nasional Pada era Soeharto, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia meningkat secara signifikan. Ekonomi yang tumbuh secara konsisten mendorong peningkatan taraf hidup, terutama pada sektor-sektor pertanian dan industri ringan. Meskipun disparitas pendapatan tetap menjadi masalah, peningkatan ekonomi makro ini membawa banyak keuntungan bagi masyarakat.

2. Pembangunan Infrastruktur

a. Jaringan Transportasi Soeharto memprioritaskan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan raya, pelabuhan, dan bandara. Beberapa proyek infrastruktur besar seperti Jalan Raya Lintas Sumatra, Tol Jagorawi (jalan tol pertama di Indonesia), dan Bandara Soekarno-Hatta menjadi fondasi transportasi yang penting hingga saat ini. Infrastruktur ini telah membantu memperlancar mobilitas barang dan orang, yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan konektivitas antarwilayah di Indonesia.

b. Pembangunan Sektor Energi Pemerintahan Soeharto juga berfokus pada peningkatan kapasitas energi nasional. Pembangunan berbagai pembangkit listrik, seperti PLTU Suralaya dan proyek PLTA lainnya, membantu meningkatkan akses listrik ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau. Hingga kini, infrastruktur energi yang dibangun pada masa Soeharto masih menjadi pilar penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.

3. Swasembada Pangan

a. Revolusi Hijau Salah satu pencapaian besar pada masa Soeharto adalah swasembada beras pada tahun 1984, yang dicapai melalui Revolusi Hijau. Pembangunan sistem irigasi, pengenalan varietas padi unggul, dan program intensifikasi pertanian membawa perubahan besar bagi sektor pertanian Indonesia. Meskipun ketahanan pangan menghadapi tantangan baru pada era setelahnya, fondasi pertanian modern yang dibangun pada masa Soeharto tetap memberikan kontribusi terhadap sektor pertanian hingga kini.

b. Pemberdayaan Petani Melalui program intensifikasi pertanian, petani-petani kecil di berbagai daerah mendapat pelatihan, akses terhadap teknologi baru, dan dukungan dari pemerintah dalam bentuk pupuk dan kredit pertanian. Ini membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani di masa itu, yang dampaknya masih terasa hingga kini.

4. Pembangunan Sektor Pendidikan dan Kesehatan

a. Peningkatan Akses Pendidikan Soeharto memperluas akses pendidikan dasar melalui pembangunan sekolah-sekolah di daerah terpencil dan program Wajib Belajar 6 tahun. Peningkatan jumlah sekolah dasar, SMP, dan SMA di berbagai pelosok daerah berkontribusi pada peningkatan tingkat melek huruf dan pendidikan umum di Indonesia. Ini juga mendukung peningkatan sumber daya manusia yang lebih baik, yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

b. Pembangunan Infrastruktur Kesehatan Pemerintahan Soeharto juga membangun banyak Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) di seluruh Indonesia. Puskesmas ini menyediakan layanan kesehatan dasar, terutama bagi masyarakat di daerah pedesaan yang sebelumnya sulit mengakses layanan kesehatan. Puskesmas dan program vaksinasi massal yang dicanangkan saat itu membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kematian bayi dan ibu.

5. Peran Diplomatik dan Stabilitas Kawasan

a. Pembentukan dan Penguatan ASEAN Soeharto berperan penting dalam pembentukan dan penguatan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) pada tahun 1967. ASEAN menjadi platform penting bagi Indonesia untuk berinteraksi dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, menjaga stabilitas politik dan keamanan, serta meningkatkan kerjasama ekonomi. Peran Indonesia sebagai salah satu pemimpin di ASEAN masih dirasakan hingga saat ini, dengan ASEAN menjadi organisasi regional yang berpengaruh di kawasan Asia.

b. Politik Luar Negeri yang Stabil Di bawah Soeharto, Indonesia menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, dengan menjaga keseimbangan hubungan antara blok Barat dan Timur di tengah situasi Perang Dingin. Soeharto mengarahkan diplomasi Indonesia ke arah yang pragmatis, menempatkan kepentingan nasional dan ekonomi sebagai prioritas. Hal ini menciptakan stabilitas politik luar negeri yang berdampak positif pada hubungan internasional Indonesia hingga saat ini.

6. Desa Inpres dan Pengembangan Desa

a. Pembangunan Desa dan Infrastruktur Pedesaan Program Desa Inpres (Instruksi Presiden) memberikan dana langsung dari pusat ke desa-desa untuk membangun infrastruktur dasar, seperti jalan, sekolah, dan Puskesmas. Program ini membantu mempercepat pembangunan pedesaan yang sebelumnya tertinggal. Hingga kini, banyak desa yang infrastruktur dasarnya masih menggunakan hasil pembangunan dari era Soeharto, yang membantu meningkatkan konektivitas dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

7. Stabilitas Politik dan Keamanan

a. Pengendalian Konflik Internal Meskipun Soeharto dikenal sebagai pemimpin otoriter, di bawah pemerintahannya, Indonesia relatif stabil dari sisi keamanan dalam negeri. Pemerintahannya berhasil menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dari berbagai ancaman separatis dan konflik internal. Stabilitas ini memungkinkan pembangunan ekonomi dan sosial berjalan relatif lancar selama beberapa dekade.

b. Pembangunan TNI sebagai Kekuatan Nasional Soeharto membangun militer (TNI) menjadi salah satu institusi negara yang kuat. Meskipun peran militer dalam politik mendapatkan kritik, TNI tetap menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga keamanan nasional dan integritas wilayah Indonesia. Warisan ini terus berlanjut, meskipun setelah era reformasi peran militer dalam politik berkurang secara signifikan.

Kesimpulan

Meskipun ada banyak kritik terkait pemerintahan Soeharto, beberapa kebijakan yang diambil selama masa Orde Baru memiliki dampak positif yang signifikan dan masih dirasakan hingga saat ini. Pembangunan infrastruktur, swasembada pangan, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, serta peran Indonesia dalam diplomasi internasional adalah beberapa warisan positif yang terus berkontribusi pada pembangunan Indonesia. Namun, dampak positif ini juga harus dilihat dalam konteks tantangan yang menyertainya, seperti korupsi, ketimpangan ekonomi, dan pengekangan kebebasan sipil yang mengharuskan perbaikan lebih lanjut setelah era reformasi.