Widget HTML #1

Kata Kata Bijak Pak Harto



Soeharto, salah satu pemimpin yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, dikenal bukan hanya karena kepemimpinannya yang panjang, tetapi juga karena kata-kata bijaknya yang kerap mencerminkan pengalaman hidup dan pandangan filosofisnya. Dalam berbagai kesempatan, beliau menyampaikan pesan-pesan yang sarat makna tentang kehidupan, kepemimpinan, dan pengabdian kepada negara. Berikut adalah beberapa kutipan bijak dari Soeharto, yang menggambarkan kedalaman pemikiran serta prinsip-prinsip yang selalu dipegang teguhnya:

  1. "Saya ini tentara. Tentara itu pedoman hidupnya Sapta Marga. Kami patriot Indonesia, pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah."
    Sebagai seorang prajurit yang menjunjung tinggi Sapta Marga, Soeharto menekankan pentingnya tanggung jawab dan loyalitas terhadap negara. Pedoman ini menjadi dasar dari seluruh tindakannya, baik sebagai pemimpin militer maupun sebagai presiden. Baginya, Sapta Marga adalah komitmen untuk selalu berjuang demi bangsa tanpa mengenal kata menyerah.

  2. "Kalau kamu ingin menjadi pribadi yang maju, kamu harus pandai mengenal apa yang terjadi, pandai melihat, pandai mendengar, dan pandai menganalisis."
    Soeharto selalu menekankan pentingnya wawasan yang luas dan kemampuan analitis dalam menghadapi perubahan zaman. Sebagai seorang pemimpin, beliau menyadari bahwa kecerdasan dalam memahami situasi, mendengar berbagai pendapat, serta menganalisis dengan tepat adalah kunci dalam membuat keputusan yang benar dan bijak.

  3. "Hati yang sabar, pemikiran yang religius, tindakan yang baik. Jangan mudah terkejut, tidak kagum, dan jangan sombong."
    Dalam kalimat ini, Soeharto menyampaikan pentingnya keseimbangan antara hati, pikiran, dan tindakan. Kesabaran, kerendahan hati, serta keimanan menjadi fondasi utama dalam menjalani kehidupan dan kepemimpinan. Dengan sikap ini, seseorang akan lebih mampu menghadapi tantangan tanpa mudah terkejut atau sombong.

  4. "Kaya tanpa harta, menantang tanpa orang lain, berani tanpa gagang, dan menang tanpa membunuh."
    Kutipan ini mencerminkan pandangan Soeharto tentang kekuatan sejati yang tidak bergantung pada materi atau kekerasan. Kekayaan sejati, menurutnya, bukanlah harta benda, tetapi kebijaksanaan dan keberanian yang berasal dari dalam diri. Seorang pemimpin yang sejati tidak perlu menggunakan kekerasan untuk menang, tetapi dapat mencapai tujuannya dengan cara yang damai.

  5. "Seseorang harus menjaga kebaikannya. Karena itu adalah investasi yang baik bagi kehidupan."
    Soeharto memandang kebaikan sebagai nilai yang harus selalu dipelihara dan dipupuk. Bagi beliau, menjaga kebaikan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang dalam membangun hubungan sosial dan moral yang kuat.

  6. "Kita perlu berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah."
    Prinsip ini menunjukkan betapa Soeharto menjunjung tinggi kejujuran dan integritas dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menekankan pentingnya untuk selalu berada di pihak kebenaran, meskipun terkadang itu berarti harus menghadapi risiko atau ketidaknyamanan.

  7. "Memang banyak kali kita sebagai pemimpin harus mengambil keputusan, dimana semua yang kita putuskan akan berisiko tinggi, sulit sekali rasanya memutuskannya mana yang harus kita pilih. Dalam situasi demikian itu, pilihlah keputusan yang tidak merugikan rakyat, maka itulah keputusan yang mungkin kurang baik, tetapi PASTI BENAR."
    Soeharto memahami bahwa kepemimpinan selalu penuh dengan keputusan sulit. Namun, baginya, prioritas utama seorang pemimpin adalah kesejahteraan rakyat. Keputusan yang tidak merugikan rakyat, meskipun terasa berat atau tidak populer, selalu menjadi pilihan yang tepat dan benar.

  8. "Angkat tinggi dan merunduk di dalam."
    Ini adalah refleksi dari falsafah Jawa yang kental dalam kepemimpinan Soeharto. Makna dari kutipan ini adalah bahwa meskipun seseorang telah mencapai puncak kesuksesan, ia harus tetap rendah hati dan tidak sombong. Kesederhanaan dan kerendahan hati adalah tanda dari kebesaran sejati seorang pemimpin.

  9. "Hendaknya kita pandai-pandai menerima omongan orang yang menyakitkan tanpa harus sakit hati, ikhlas kehilangan tanpa menyesal, dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa."
    Soeharto mengajarkan pentingnya sikap lapang dada dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Dengan menerima kritik tanpa sakit hati, ikhlas menghadapi kehilangan, dan pasrah kepada kehendak Tuhan, seseorang dapat mencapai ketenangan batin dan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kutipan-kutipan ini bukan hanya mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai yang dipegang Soeharto, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi generasi masa kini. Sebagai seorang pemimpin, Soeharto menggabungkan kebijaksanaan tradisional dengan kecerdasan analitis, serta memegang teguh prinsip-prinsip moral dan etika dalam setiap tindakannya. Warisan pemikiran ini tetap relevan hingga saat ini, memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin yang bijaksana dan bertanggung jawab.