Makanan Pavorit Pak Harto
Makanan favorit Presiden kedua Indonesia, Soeharto, ternyata sangat sederhana dan khas rumahan. Menurut putrinya, Titiek Soeharto, ayahnya sangat menyukai tahu dan tempe, dua makanan berbahan dasar kedelai yang sudah sangat akrab di meja makan masyarakat Indonesia. Tahu dan tempe ini hampir selalu ada di meja makan keluarga Soeharto, baik itu digoreng renyah atau diolah menjadi bacem, yang manis dan gurih.
Untuk sarapan, Soeharto biasanya menikmati nasi goreng yang disajikan dengan sambal bawang. Menu ini cukup sederhana tetapi kaya rasa, sangat cocok untuk memulai hari. Sementara untuk makan malam, variasi hidangannya lebih beragam. Soeharto dikenal menyukai semur lidah yang empuk, pindang bandeng yang segar, dan sayur lodeh yang kaya akan cita rasa santan dan bumbu tradisional.
Selain hidangan utama, Soeharto juga punya beberapa camilan favorit. Titiek mengungkapkan bahwa Soeharto gemar menyantap rebusan kacang tanah, pisang, dan aneka umbi-umbian seperti singkong dan ubi. Camilan ini tidak hanya sehat, tetapi juga mengingatkan pada kebiasaan masyarakat desa yang menikmati makanan dari hasil bumi sederhana.
Sementara itu, ada satu lagi hal yang membuat makan malam di rumah Soeharto menjadi lebih istimewa, yaitu sambal spesial yang sering dibuat oleh istrinya, Ibu Tien. Sambal ini punya ciri khas tersendiri. Bahan-bahannya cukup sederhana: cabai merah yang tidak terlalu pedas, bawang merah, tomat, garam, gula, dan sedikit terasi. Namun, yang membuat sambal ini istimewa adalah cara pengolahannya. Setelah semua bahan diulek hingga tidak terlalu halus, sambal ini disiram dengan minyak jelantah yang mendidih dan ditaburi irisan kecil kulit jeruk purut. Hasilnya? Sambal yang lezat dengan aroma segar jeruk purut, sangat cocok disantap bersama ikan atau cumi bakar atau goreng.
Kebiasaan makan sederhana ini mencerminkan kepribadian Soeharto yang dikenal bersahaja. Meskipun beliau seorang presiden yang memimpin negara selama lebih dari tiga dekade, selera makanannya tetap dekat dengan akar budaya tradisional Jawa yang sederhana dan alami. Ini menunjukkan bahwa bagi Soeharto, kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil seperti sepiring nasi dengan tahu, tempe, dan sambal buatan istri tercinta.