Panen Raya di NTB bukti keberhasilan Pembinaan kader Soehartois
Panen raya tersebut dihadiri oleh DPP HMSI Indonesia dan DPD HMS Nusa Tenggara Barat, beserta pengurus dan anggota lainnya. Mereka berkumpul untuk merayakan keberhasilan bertani dan berbagi pengetahuan tentang teknik bercocok tanam yang lebih baik.
Acara ini mengingatkan kembali tentang program penanaman Padi Gogo Rancah (Gora) yang dicanangkan di NTB. Penanaman padi dengan sistem Gogo Rancah (Gora) merupakan metode bercocok tanam yang dilakukan di lahan tadah hujan dengan mengandalkan air hujan. Program ketahanan pangan yang digagas oleh Pak Harto bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, termasuk masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pak Harto memberikan perhatian khusus terhadap program ketahanan pangan ini. Upaya beliau dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat selalu disiarkan melalui televisi, seperti TVRI. Masyarakat perdesaan menantikan tayangan program-program seperti Desa ke Desa, Petani Menjawab, Menteri Pertanian Menjawab, Kotak Pos, dan Kelompencapir, yang semuanya memberikan informasi dan edukasi kepada petani tentang cara bercocok tanam yang benar.
Seorang warga setempat mengungkapkan, "Zaman Pak Harto, kecukupan sandang pangan terwujud. Kami mencapai kehidupan yang adem ayem tentram, gemah ripah loh jinawi, meski terlepas dari kekurangan politik." Hal ini menunjukkan betapa besar dampak dari program ketahanan pangan yang dijalankan pada masa itu.
Sebagai simbol keberhasilan Pak Harto di NTB, dibangunnya Monumen Bumi Gora di Taman Bumi Gora, Jalan Udayana Mataram, menjadi sangat bermakna. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1988. Bentuknya yang megah, sebuah batu besar yang dikelilingi dinding-dinding dengan relief yang menggambarkan perkembangan petani dan pertanian, khususnya padi dan nelayan, menjadi bukti nyata perjalanan pertanian di daerah ini.
Monumen Bumi Gora tidak hanya menjadi simbol kebanggaan warga NTB, khususnya di Lombok, tetapi juga menjadi saksi bisu atas keberhasilan masyarakat NTB dalam mengembangkan padi dengan sistem tanam Gogo Rancah (Gora) pada masa pemerintahan Pak Harto.
Imam Nawawi, penjaga Monumen Bumi Gora NTB, mengatakan, “Pembangunan monumen ini dianggap sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan NTB dalam menanam padi Gogo Rancah (Gora) dan dapat membantu pencapaian swasembada pangan nasional pada tahun 1984 lalu.” Hal ini menunjukkan bahwa upaya dan kerja keras masyarakat serta dukungan dari pemerintah memiliki dampak yang besar bagi kehidupan petani dan ketahanan pangan di daerah tersebut.
Dengan semangat yang terjaga dari generasi ke generasi, masyarakat Desa Aik Bukak terus berupaya untuk meneruskan tradisi bertani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional, menjadikan kegiatan panen padi sebagai momen berharga untuk merayakan pencapaian mereka.