"Adoh tanpo wangenan cedhak tanpa senggolan"
Peribahasa ini memiliki makna yang mendalam dan sering digunakan untuk menggambarkan berbagai situasi. Secara harfiah, kata-kata ini dapat diartikan sebagai:
- Adoh tanpo wangenan: Jauh tanpa jarak. Artinya, meskipun secara fisik jauh, namun perasaan atau hubungan terasa sangat dekat, seolah-olah tidak ada jarak yang memisahkan.
- Cedhak tanpa senggolan: Dekat tanpa sentuhan. Artinya, meskipun secara fisik dekat, namun hubungan terasa dingin dan kurang intim, seolah-olah ada jarak emosional yang memisahkan.
Makna Lebih Dalam:
Secara keseluruhan, peribahasa ini menggambarkan kontras antara jarak fisik dan jarak emosional. Ini bisa merujuk pada berbagai aspek kehidupan, seperti:
- Hubungan antarmanusia: Bisa menggambarkan hubungan yang rumit, di mana dua orang yang secara geografis dekat justru merasa jauh secara emosional, atau sebaliknya, dua orang yang jauh secara fisik namun memiliki ikatan emosional yang kuat.
- Spiritualitas: Bisa menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan. Meskipun Tuhan dianggap sangat dekat, namun banyak orang merasa jauh dan sulit merasakan kehadiran-Nya.
- Teknologi: Di era digital, peribahasa ini juga relevan. Teknologi memungkinkan kita terhubung dengan orang di seluruh dunia secara instan, namun seringkali justru membuat kita merasa lebih terisolasi secara sosial.
Contoh Penggunaan:
- "Meskipun tinggal berjauhan, aku selalu merasa dekat dengan sahabatku. Sungguh, adoh tanpo wangenan."
- "Meskipun bekerja di ruangan yang sama, kami jarang sekali berkomunikasi. Rasanya seperti cedhak tanpa senggolan."
Kesimpulan:
Peribahasa "adoh tanpo wangenan cedhak tanpa senggolan" adalah sebuah ungkapan yang sangat kaya makna. Ini mengajak kita untuk merenungkan kualitas hubungan kita dengan orang lain, dengan diri sendiri, dan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita.