Widget HTML #1

Pidato Mengharukan Mba Titiek tentang Soeharto

Pidato Titiek Soeharto, putri kedua Presiden Soeharto, sering kali menggugah emosi terutama ketika berbicara tentang ayahnya setelah beliau wafat. Salah satu momen yang sangat mengharukan adalah ketika Titiek Soeharto memberikan pidato dalam acara mengenang Soeharto setelah kepergian sang ayah pada tahun 2008. Dalam pidato tersebut, Titiek mengekspresikan rasa hormat, cinta, serta pengorbanan yang telah dilakukan ayahnya untuk Indonesia.

Berikut adalah ringkasan dari inti pesan yang disampaikan dalam salah satu pidato Titiek Soeharto:


Pidato Titiek Soeharto Mengenang Ayahnya

"Bapak kami, Pak Harto, adalah seorang pemimpin besar yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk bangsa dan negara. Kami, sebagai anak-anaknya, menyaksikan bagaimana beliau bekerja tanpa lelah, dari pagi hingga malam, demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Beliau selalu mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan keluarga.

Banyak orang yang mungkin tidak tahu bahwa Bapak adalah sosok yang penuh kasih, tegas namun lembut kepada kami. Sebagai pemimpin, beliau mungkin dikenal sebagai pribadi yang keras, tetapi sebagai ayah, beliau selalu peduli dan ingin yang terbaik untuk keluarga dan rakyatnya.

Saya dan keluarga merasa sangat beruntung dan bangga memiliki Bapak yang begitu mencintai Indonesia. Bapak selalu mengajarkan kami untuk hidup sederhana, untuk selalu peduli kepada sesama, dan bekerja keras tanpa pamrih. Di akhir hayatnya, Bapak tetap memikirkan nasib bangsa ini.

Kami memahami bahwa ada yang mencintai Bapak, dan ada pula yang mengkritik. Namun, kami tahu bahwa semua yang beliau lakukan, dilakukan dengan niat tulus demi Indonesia. Hari ini, di sini, kami hanya ingin mengajak kita semua untuk mendoakan Bapak, agar beliau diterima di sisi-Nya dan semua kebaikannya bagi bangsa ini diingat sebagai bagian dari sejarah.

Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari hidup dan perjuangan Pak Harto, seorang ayah yang kami cintai, seorang pemimpin yang kami hormati. Terima kasih atas cinta dan doa yang telah diberikan kepada Bapak kami. Beliau akan selalu hidup dalam hati kami, dan dalam hati bangsa ini."


Pidato Titiek ini menggambarkan bagaimana keluarga melihat Soeharto bukan hanya sebagai pemimpin negara, tetapi juga sebagai ayah dan figur yang penuh cinta. Emosi yang ia sampaikan saat mengenang sosok ayahnya sering membuat banyak orang yang hadir ikut merasakan haru.

Pidato ini juga menunjukkan bagaimana keluarga Soeharto memahami kontribusi ayahnya, meski diakui bahwa tidak semua orang melihatnya dengan perspektif yang sama. Ini menjadi semacam refleksi dari perjuangan pribadi sekaligus politik yang Soeharto lalui selama masa hidupnya.